Welcome Back Para Petualang

Coretan-Coretan yang berisi Informasi Unik dan juga "Informasi Perkembangan Tataruang Indonesia dan Dunia"

Sabtu, 28 Januari 2012

Keteladanan Rasulullah di mata Publik


1. MAHATMA GANDHI (Komentar mengenai karakter Muhammad di YOUNG INDIA)
“Pernah saya bertanya-tanya siapakah tokoh yang paling mempengaruhi manusia.. Saya lebih dari yakin bahwa bukan pedanglah yang memberikan kebesaran pada Islam pada masanya. Tapi ia datang dari kesederhanaan, kebersahajaan, kehati-hatian Muhammad; serta pengabdian luar biasa kepada teman dan pengikutnya, tekadnya, keberaniannya, serta keyakinannya pada Tuhan dan tugasnya. Semua ini (dan bukan pedang) menyingkirkan segala halangan. Ketika saya menutup halaman terakhir volume 2 (biografi Muhammad), saya sedih karena tiada lagi cerita yang tersisa dari hidupnya yang agung.
2. SIR GEORGE BERNARD SHAW (The Genuine Islam,’ Vol. 1, No. 8, 1936)
“Jika ada agama yang berpeluang menguasai Inggris bahkan Eropa – beberapa ratus tahun dari sekarang, Islam-lah agama tersebut.”
Saya senantiasa menghormati agama Muhammad karena potensi yang dimilikinya. Ini adalah satu-satunya agama yang bagi saya memiliki kemampuan menyatukan dan merubah peradaban. Saya sudah mempelajari Muhammad sesosok pribadi agung yang jauh dari kesan seorang anti-kristus, dia harus dipanggil “sang penyelamat kemanusiaan”
“Saya yakin, apabila orang semacam Muhammad memegang kekuasaan tunggal di dunia modern ini, dia akan berhasil mengatasi segala permasalahan sedemikian hingga membawa kedamaian dan kebahagiaan yang dibutuhkan dunia: Ramalanku, keyakinan yang dibawanya akan diterima Eropa di masa datang dan memang ia telah mulai diterima Eropa saat ini.
“Dia adalah manusia teragung yang pernah menginjakkan kakinya di bumi ini. Dia membawa sebuah agama, mendirikan sebuah bangsa, meletakkan dasar-dasar moral, memulai sekian banyak gerakan pembaruan sosial dan politik, mendirikan sebuah masyarakat yang kuat dan dinamis untuk melaksanakan dan mewakili seluruh ajarannya, dan ia juga telah merevolusi pikiran serta perilaku manusia untuk seluruh masa yang akan datang.
Dia adalah Muhammad (SAW). Dia lahir di Arab tahun 570 Masehi, memulai misi mengajarkan agama kebenaran, Islam (penyerahan diri pada Tuhan) pada usia 40 dan meninggalkan dunia ini pada usia 63. Sepanjang masa kenabiannya yang pendek (23 tahun) dia telah merubah Jazirah Arab dari paganisme dan pemuja makhluk menjadi para pemuja Tuhan yang Esa, dari peperangan dan perpecahan antar suku menjadi bangsa yang bersatu, dari kaum pemabuk dan pengacau menjadi kaum pemikir dan penyabar, dari kaum tak berhukum dan anarkis menjadi kaum yang teratur, dari kebobrokan ke keagungan moral. Sejarah manusia tidak pernah mengenal transformasi sebuah masyarakat atau tempat sedahsyat ini bayangkan ini terjadi dalam kurun waktu hanya sedikit di atas DUA DEKADE.”
3. MICHAEL H. HART (THE 100: A RANKIN G OF THE MOST INFLUENTIAL PERSONS IN HISTORY, New York, 1978)
Pilihan saya untuk menempatkan Muhammad pada urutan teratas mungkin mengejutkan semua pihak, tapi dialah satu-satunya orang yang sukses baik dalam tataran sekular maupun agama (hal. 33). Lamar Tine, seorang sejarawan terkemuka menyatakan bahwa: “Jika keagungan sebuah tujuan, kecilnya fasilitas yang diberikan untuk mencapai tujuan tersebut, serta menakjubkannya hasil yang dicapai menjadi tolok ukur kejeniusan seorang manusia; siapakah yang berani membandingkan tokoh hebat manapun dalam sejarah modern dengan Muhammad? Tokoh-tokoh itu membangun pasukan, hukum dan kerajaan saja. Mereka hanyalah menciptakan kekuatan-kekuatan material yang hancur bahkan di depan mata mereka sendiri.
Muhammad bergerak tidak hanya dengan tentara, hukum, kerajaan, rakyat dan dinasti, tapi jutaan manusia di dua per tiga wilayah dunia saat itu; lebih dari itu, ia telah merubah altar-altar pemujaan, sesembahan, agama, pikiran, kepercayaan serta jiwa. Kesabarannya dalam kemenangan dan ambisinya yang dipersembahkan untuk satu tujuan tanpa sama sekali berhasrat membangun kekuasaan, sembahyang-sembahyangnya, dialognya dengan Tuhan, kematiannnya dan kemenangan-kemenangan (umatnya) setelah kematiannya; semuanya membawa keyakinan umatnya hingga ia memiliki kekuatan untuk mengembalikan sebuah dogma. Dogma yang mengajarkan ketunggalan dan keghaiban (immateriality) Tuhan yang mengajarkan siapa sesungguhnya Tuhan. Dia singkirkan tuhan palsu dengan kekuatan dan mengenalkan tuhan yang sesungguhnya dengan kebijakan. Seorang filsuf yang juga seorang orator, apostle (hawariyyun, 12 orang pengikut Yesus-pen.), prajurit, ahli hukum, penakluk ide, pengembali dogma-dogma rasional dari sebuah ajaran tanpa pengidolaan, pendiri 20 kerajaan di bumi dan satu kerajaan spiritual, ialah Muhammad. Dari semua standar bagaimana kehebatan seorang manusia diukur, mungkin kita patut bertanya: adakah orang yang lebih agung dari dia?”
4. LAMAR TINE, HISTOIRE DE LA TURQUIE, Paris, 1854, Vol. II, pp 276-277
“Dunia telah menyaksikan banyak pribadi-pribadi agung. Namun, dari orang orang tersebut adalah orang yang sukses pada satu atau dua bidang saja misalnya agama atau militer. Hidup dan ajaran orang-orang ini seringkali terselimuti kabut waktu dan zaman. Begitu banyak spekulasi tentang waktu dan tempat lahir mereka, cara dan gaya hidup mereka, sifat dan detail ajaran mereka, serta tingkat dan ukuran kesuksesan mereka sehingga sulit bagi manusia untuk merekonstruksi ajaran dan hidup tokoh-tokoh ini.
Tidak demikian dengan orang ini. Muhammad (SAW) telah begitu tinggi menggapai dalam berbagai bidang pikir dan perilaku manusia dalam sebuah episode cemerlang sejarah manusia. Setiap detil dari kehidupan pribadi dan ucapan-ucapannya telah secara akurat didokumentasikan dan dijaga dengan teliti sampai saat ini. Keaslian ajarannya begitu terjaga, tidak saja oleh karena penelusuran yang dilakukan para pengikut setianya tapi juga oleh para penentangnya. Muhammad adalah seorang agamawan, reformis sosial, teladan moral, administrator massa, sahabat setia, teman yang menyenangkan, suami yang penuh kasih dan seorang ayah yang penyayang – semua menjadi satu.
Tiada lagi manusia dalam sejarah melebihi atau bahkan menyamainya dalam setiap aspek kehidupan tersebut -hanya dengan kepribadian seperti dia-lah keagungan seperti ini dapat diraih.”
5. K. S. RAMAKRISHNA RAO, Professor Philosophy dalam bookletnya, “Muhammad, The Prophet of Islam”
Kepribadian Muhammad, hhmm sangat sulit untuk menggambarkannya dengan tepat. Saya pun hanya bisa menangkap sekilas saja: betapa ia adalah lukisan yang indah. Anda bisa lihat Muhammad sang Nabi, Muhammad sang pejuang, Muhammad sang pengusaha, Muhammad sang negarawan, Muhammad sang orator ulung, Muhammad sang pembaharu, Muhammad sang pelindung anak yatim-piatu, Muhammad sang pelindung hamba sahaya, Muhammad sang pembela hak wanita, Muhammad sang hakim, Muhamad sang pemuka agama. Dalam setiap perannya tadi, ia adalah seorang pahlawan.
Saat ini, 14 abad kemudian, kehidupan dan ajaran Muhammad tetap selamat, tiada yang hilang atau berubah sedikit pun. Ajaran yang menawarkan secercah harapan abadi tentang obat atas segala penyakit kemanusiaan yang ada dan telah ada sejak masa hidupnya. Ini bukanlah klaim seorang pengikutnya tapi juga sebuah simpulan tak terelakkan dari sebuah analisis sejarah yang kritis dan tidak bias.
6. PROF. (SNOUCK) HURGRONJE

Rabu, 18 Januari 2012

Makalah Daur Ulang Sampah "English Version"

Sobat kali ini saya akan memberikan sedikit pengalaman dalam membuat Makalah Daur Ulang Sampah "English Version" . dan ini juga bisa dijadikan alternatif untuk membuat sampah menjadi nilai guna yang lebih baik.
namun saya membuat Makalah Daur Ulang Sampah "English Version" menggunakan bahasa inggris ..
cuman jangan takut bisa di translate ko :)

PREFACE

The first of all, writer wants to say thanks to God, Allah SWT., because of HIS mercy and guidance, this paper could finally be finished composing to qualify the school task.  And the writer wishes that all of praise always be poured down to our Prophet Muhammad  SAW., to his family, his disciples, and to all of us as his follower until the end of the world.
            This paper includes topics and discussions on the question of waste has become a serious problem which occurs both in large cities and in remote villages. Inside are one example of waste that is making kesed from cotton waste..
Our gratitude also goes to Homeroom Class and our family that has provided moral and spiritual support also to colleagues who have helped making this paper, as well as to the relevant parties who have participated in the completion of this paper.
We, as the writer recognize that in this paper a lot of mistakes and shortcomings, which in other words are still far from perfection because of the limitations of knowledge, and therefore criticism and suggestions that can build and refine this paper, we will welcome with gratitude as much as possible.
Last but hopefully this report will be useful for us especially as a composer, and for all readers in general.



Sumedang, September 2010  



                                                                                                Writer       



CHAPTER 1
INTRODUCTION
1.1Background
            Rubbish and waste has always been a problem in society who lack discipline in terms of cleanliness. Issues that may arise is a bad odor, flies fly free, or health problems due to the buried waste. In all circumstances, garbage piling up will definitely interfere with views and potential to pollute and damage the environment.
            If this issue is not handled wisely, then the garbage and waste will cause serious environmental problems. Although the government has tried to give the prohibition to dispose of waste carelessly, but without the awareness of society, then any attempts to tackle the waste will be in vain.
            One effort that we can do to reduce pollution caused by waste is by reusing and recycling waste into something useful. However, to do so required a fundamental understanding of the waste itself better understanding, the type, impact, and so to simplify the process of recycling the waste.
1.2 Objectives
The purpose of this report include:
1. Knowing and understanding the properties of waste.
2. Fulfilling the task of subject teachers of environmental education (PLH)
3. Knowing the types of waste from various aspects.
4. Knowing how to handle waste.
5. Knowing the impact of waste on the environment.
6. Knowing one example of recycling waste into useful products.

CHAPTER 2
DISCUSSION

2.1 Activity
1. From one of the waste that you observe, choose one that can still be utilized.
2. Make the waste into something useful.
3. Note how the manufacture of such waste into something useful.
4. Give reasons why you chose to utilize that waste.
5. Show the teacher supervising the making of such waste into something useful.
Activity Sheet:
1.      Name of waste: Waste dust cloth (fabric textile production scrap)
2.       Taken from: Stores fabric / textile mills
3.       The reason for selecting waste:  
a.       * If not utilized, these waste  will burn and will cause pollution   air.
b.      * Waste is available to direct used without going through a complicated process.
c.       * Recycling is easy and simple.
d.       * Costs are relatively affordable.
4.      Names of objects created: Kesed
5.      Materials and Equipment:
·         Scissors
·         dust cloth
·         Plastic strap / rope rapia
·         Gintiran (recommended)
·         Board with size 70 x 50 cm
·         Spikes
·         Hammer
6.      How to manufacture:
1.       Prepare all tools and materials needed
2.      Sorting / selecting dust cloth to be used. We recommend using a dust cloth edge.
3.       Cut the cotton waste was short of the desired size.
4.       spin / menggintir dust cloth on gintiran resulting mine made from cotton waste. The usefulness of this penggintiran process is to strengthen the bonds of progress itself that are not easily separated and do not easily fall out. In this process, it is not always required gintiran. This process can be done manually by hand by holding one end of the dust cloth and then rotate the other end until it shaped mine dust cloth.
5.      Create a board to weave in a way parallel boards nailed on both sides of the face and then connecting the nails on both sides of the board who are dealing with plastic tie / rope rapia rapia so that the surface across the board.
6.      weave the shuttle (mine dust cloth) on matting board alternating between a plastic rope. Materials that have been spun woven with square size approximately 70 x 50 cm according to the size of the board and with the motif according to taste.
7.      Cut the remaining yarn spun.
8.       tightening the pull rope woven cotton waste with plastic / rapia which the webbing is.
9.      Removing the webbing of the place (board matting).
10.  Tie a plastic rope at one end of the webbing.
11.  Cut the remaining cord.
12.  Conducting the process of sweeping the stage of finishing woven by combing it with a brush and cut the material a little too long (extra material) with the aim of smoothing webbing.
13.  Kesed then ready for use.



CHAPTER 3
CLOSING




3.1 Conclusions
            Waste has become a serious problem in society today. Less wise waste handling can cause a variety of environmental contamination that may interfere with the activity of human life. Waste, especially abundant and can be obtained at no charge can actually produce something useful if the processed / recycled properly. Therefore, to reduce environmental damage from pollution caused by waste, better waste that can be used recycled back as one of efforts to prevent environmental damage and as an efforts that ultimately waste handling waste problem can be solve gradually.

3.2 Suggestions

Ø  The handling of waste should continue to be considered for environmental contamination can be resolved.
Ø  wastes can be used preferably in recycling to be useful for human life.
Ø  plant residual wastes that can harm our health should be processed first before the waste
if the waste can not be recycling.
Ø  Utilization of waste should be kept cultivated because in addition to reducing pollution, it also can be used as a business opportunity.
Ø  Government and community should work together in an effort to waste handling.
     Semoga bermanfaat :)

     Tags : SOLVING WASTE PROBLEM, Problem sampah, masalah sampah, cara daur ulang sampah, makalah sampah, kartul sampah, Waste, Problem Sampah, Keset sampah, cara mendaur ulang sampah, sampah dikehidupan, sukses dengan sampah, Sampah dapur

Simak
Baca secara fonetik

Jumat, 13 Januari 2012

Sejarah Sumedang

                         Kerajaan Sumedang Larang adalah salah satu kerajaan Islam yang diperkirakan berdiri sejak abad ke-15 Masehi di Jawa Barat, Indonesia. Popularitas kerajaan ini tidak sebesar popularitas kerajaan Demak, Mataram, Banten dan Cirebon dalam literatur sejarah kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Tapi, keberadaan kerajaan ini merupakan bukti sejarah yang sangat kuat pengaruhnya dalam penyebaran Islam di Jawa Barat, sebagaimana yang dilakukan oleh Kerajaan Cirebon dan Kerajaan Banten.
Kerajaan Sumedang Larang (kini Kabupaten Sumedang) adalah salah satu dari berbagai kerajaan Sunda yang ada di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Terdapat kerajaan Sunda lainnya seperti Kerajaan Pajajaran yang juga masih berkaitan erat dengan kerajaan sebelumnya yaitu (Kerajaan Sunda-Galuh), namun keberadaan Kerajaan Pajajaran berakhir di wilayah Pakuan, Bogor, karena serangan aliansi kerajaan-kerajaan Cirebon, Banten dan Demak (Jawa Tengah). Sejak itu, Sumedang Larang dianggap menjadi penerus Pajajaran dan menjadi kerajaan yang memiliki otonomi luas untuk menentukan nasibnya sendiri.
Kerajaan Sumedang Larang berasal dari pecahan kerajaan Sunda-Galuh yang beragama Hindu, yang didirikan oleh Prabu Aji Putih atas perintah Prabu Suryadewata sebelum Keraton Galuh dipindahkan ke Pajajaran, Bogor. Seiring dengan perubahan zaman dan kepemimpinan, nama Sumedang mengalami beberapa perubahan. Yang pertama yaitu Kerajaan Tembong Agung (Tembong artinya nampak dan Agung artinya luhur) dipimpin oleh Prabu Guru Aji Putih pada abad ke XII. Kemudian pada masa zaman Prabu Tajimalela, diganti menjadi Himbar Buana, yang berarti menerangi alam, Prabu Tajimalela pernah berkata “Insun medal; Insun madangan”. Artinya Aku dilahirkan; Aku menerangi. Kata Sumedang diambil dari kata Insun Madangan yang berubah pengucapannya menjadi Sun Madang yang selanjutnya menjadi Sumedang. Ada juga yang berpendapat berasal dari kata Insun Medal yang berubah pengucapannya menjadi Sumedang dan Larang berarti sesuatu yang tidak ada tandingnya.
--Prabu Geusan Ulun (1580-1608 M)—dinobatkan untuk menggantikan kekuasaan ayahnya, Pangeran Santri. Ia menetapkan Kutamaya sebagai ibukota kerajaan Sumedang Larang, yang letaknya di bagian Barat kota. Wilayah kekuasaannya meliputi Kuningan, Bandung, Garut, Tasik, Sukabumi (Priangan) kecuali Galuh (Ciamis). Kerajaan Sumedang pada masa Prabu Geusan Ulun mengalami kemajuan yang pesat di bidang sosial, budaya, agama, militer dan politik pemerintahan. Setelah wafat pada tahun 1608, putera angkatnya, Pangeran Rangga Gempol Kusumadinata atau Rangga Gempol I, yang dikenal dengan nama Raden Aria Suradiwangsa menggantikan kepemimpinannya.
Pada masa awal pemerintahan Prabu Geusan Ulun, Kerajaan Pajajaran Galuh Pakuan sedang dalam masa kehancurannya karena diserang oleh Kerajaan Banten yang dipimpin Sultan Maulana Yusuf dalam rangka menyebarkan Agama Islam. Oleh karena penyerangan itu Kerajaan Pajajaran hancur. Pada saat-saat kekalahan Kerajaan Pajajaran, Prabu Siliwangi sebelum meninggalkan Keraton beliau mengutus empat prajurit pilihan tangan kanan Prabu Siliwangi untuk pergi ke Kerajaan Sumedang dengan rakyat Pajajaran untuk mencari perlindungan yang disebut Kandaga Lante. Kandaga Lante tersebut menyerahkan mahkota emas simbol kekuasaan Raja Pajajaran, kalung bersusun dua dan tiga, serta perhiasan lainnya seperti benten, siger, tampekan, dan kilat bahu (pusaka tersebut masih tersimpan di Museum Prabu Geusan Ulun di Sumedang). Kandaga Lante yang menyerahkan tersebut empat orang yaitu Sanghyang Hawu atau Embah Jayaperkosa, Batara Dipati Wiradijaya atau Embah Nangganan, Sanghyang Kondanghapa, dan Batara Pancar Buana atau Embah Terong Peot.
Walaupun pada waktu itu tempat penobatan raja direbut oleh pasukan Banten (wadyabala Banten) tetapi mahkota kerajaan terselamatkan. Dengan diberikannya mahkota tersebut kepada Prabu Geusan Ulun, maka dapat dianggap bahwa Kerajaan Pajajaran Galuh Pakuan menjadi bagian Kerajaan Sumedang Larang, sehingga wilayah Kerajaan Sumedang Larang menjadi luas. Batas wilayah baratnya Sungai Cisadane, batas wilayah timurnya Sungai Cipamali (kecuali Cirebon dan Jayakarta), batas sebelah utaranya Laut Jawa, dan batas sebelah selatannya Samudera Hindia.
Secara politik Kerajaan Sumedang Larang didesak oleh tiga musuh: yaitu Kerajaan Banten yang merasa terhina dan tidak menerima dengan pengangkatan Prabu Geusan Ulun sebagai pengganti Prabu Siliwangi; pasukan VOC di Jayakarta yang selalu mengganggu rakyat; dan Kesultanan Cirebon yang ditakutkan bergabung dengan Kesultanan Banten. Pada masa itu Kesultanan Mataram sedang pada masa kejayaannya, banyak kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara yang menyatakan bergabung kepada Mataram. Dengan tujuan politik pula akhirnya Prabu Geusan Ulun menyatakan bergabung dengan Kesultanan Mataram dan beliau pergi ke Demak dengan tujuan untuk mendalami agama Islam dengan diiringi empat prajurit setianya (Kandaga Lante).
•  Who I Want to Meet: 
Setelah dari pesantren di Demak, sebelum pulang ke Sumedang ia mampir ke Cirebon untuk bertemu dengan Panembahan Ratu penguasa Cirebon, dan disambut dengan gembira karena mereka berdua sama-sama keturunan Sunan Gunung Jati.
Dengan sikap dan perilakunya yang sangat baik serta wajahnya yang rupawan, Prabu Geusan Ulun disenangi oleh penduduk di Cirebon. Permaisuri Panembahan Ratu yang bernama Ratu Harisbaya jatuh cinta kepada Prabu Geusan Ulun. Ketika dalam perjalanan pulang ternyata tanpa sepengetahuannya, Ratu Harisbaya ikut dalam rombongan, dam karena Ratu Harisbaya mengancam akan bunuh diri akhirnya dibawa pulang ke Sumedang. Karena kejadian itu, Panembahan Ratu marah besar dan mengirim pasukan untuk merebut kembali Ratu Harisbaya sehingga terjadi perang antara Cirebon dan Sumedang.
Akhirnya Sultan Agung dari Mataram meminta kepada Panembahan Ratu untuk berdamai dan menceraikan Ratu Harisbaya yang aslinya dari Pajang-Demak dan dinikahkan oleh Sultan Agung dengan Panembahan Ratu. Panembahan Ratu bersedia dengan syarat Sumedang menyerahkan wilayah sebelah barat Sungai Cilutung (sekarang Majalengka) untuk menjadi wilayah Cirebon. Karena peperangan itu pula ibukota dipindahkan ke Gunung Rengganis, yang sekarang disebut Dayeuh Luhur.


1.Nama Raja-raja Kerajaan Sumedang Larang 

a Prabu Guru Aji Putih 900Prabu Agung Resi Cakrabuana / Prabu Taji Malela 950
c Prabu Gajah Agung 980
d Sunan Guling 1000
e Sunan Tuakan 1200
f Nyi Mas Ratu Patuakan 1450
g Ratu Pucuk Umun / Nyi Mas Ratu Dewi Inten Dewata 1530 - 1578
h Prabu Geusan Ulun / Pangeran Angkawijaya 1578 - 1601

2 Nama Bupati Wedana Masa Pemerintahan Mataram II 

a R. Suriadiwangsa / Pangeran Rangga Gempol I 1601 - 1625
b Pangeran Rangga Gede 1625 - 1633
c Pangeran Rangga Gempol II 1633 - 1656
d Pangeran Panembahan / Pangeran Rangga Gempol III 1656 - 1706

3 Nama Bupati Wedana Masa Pemerintahan VOC, Inggris, Belanda dan Jepang 

a Dalem Tumenggung Tanumaja 1706 - 1709
b Pangeran Karuhun 1709 - 1744
c Dalem Istri Rajaningrat 1744 - 1759
d Dalem Anom 1759 - 1761
e Dalem Adipati Surianagara 1761 - 1765
f Dalem Adipati Surialaga 1765 - 1773
g Dalem Adipati Tanubaja (Parakan Muncang) 1773 - 1775
h Dalem Adipati Patrakusumah (Parakan Muncang) 1775 - 1789
i Dalem Aria Sacapati 1789 - 1791
j Pangeran Kornel / Pangeran Kusumahdinata 1791 - 1800
k Bupati Republik Batavia Nederland 1800 - 1810
l Bupati Kerajaan Nederland, dibawah Lodewijk, Adik Napoleon Bonaparte 1805 - 1810
m Bupati Kerajaan Nederland, dibawah Kaisar Napoleon Bonaparte 1810 - 1811
n Bupati Masa Pemerintahan Inggris 1811 - 1815
o Bupati Kerajaan Nederland 1815 - 1828
p Dalem Adipati Kusumahyuda / Dalem Ageung 1828 - 1833
q Dalem Adipati Kusumahdinata / Dalem Alit 1833 - 1834
r Dalem Tumenggung Suriadilaga / Dalem Sindangraja 1834 - 1836
s Pangeran Suria Kusumah Adinata / Pangeran Soegih 1836 - 1882
t Pangeran Aria Suria Atmaja / Pangeran Mekkah 1882 - 1919
u Dalem Adipati Aria Kusumahdilaga / Dalem Bintang 1919 - 1937
v Dalem Tumenggung Aria Suria Kusumah Adinata / Dalem Aria Sumantri 1937 - 1942
w Bupati Masa Pemerintahan Jepang 1942 - 1945
x Bupati Masa Peralihan Republik Indonesia 1945 - 1946

4 Bupati Masa Pemerintahan Republik Indonesia 

a Raden Hasan Suria Sacakusumah 1946 - 1947

5 Bupati Masa Pemerintahan Belanda / Indonesia 
a Raden Tumenggung M. Singer 1947 - 1949

6 Bupati Masa Pemerintahan Negara Pasundan 
a Raden Hasan Suria Sacakusumah 1949 - 1950

7 Bupati Masa Pemerintahan Republik Indonesia 
a Radi (Sentral Organisasi Buruh Republik Indonesia) 1950
b Raden Abdurachman Kartadipura 1950 - 1951
c Sulaeman Suwita Kusumah 1951 - 1958
d Antan Sastradipura 1958 - 1960
e Muhammad Hafil 1960 - 1966
f Adang Kartaman 1966 - 1970
g Drs. Supian Iskandar 1970 - 1972
h Drs. Supian Iskandar 1972 - 1977
i Drs. Kustandi Abdurahman 1977 - 1983
j Drs. Sutarja 1983 - 1988
k Drs. Sutarja 1988 - 1993
l Drs. H. Moch. Husein Jachja Saputra 1993 - 1998
m Drs. H. Misbach 1998 - 2003
n H. Don Murdono,SH. Msi 2003 - 2008
o H. Don Murdono,SH. Msi 2008 - 2013

Prabu Geusan Ulun (1580-1608 M) dinobatkan untuk menggantikan kekuasaan ayahnya, Pangeran Santri. Beliau menetapkan Kutamaya sebagai ibukota kerajaan Sumedang Larang, yang letaknya di bagian Barat kota. Wilayah kekuasaannya meliputi Kuningan, Bandung, Garut, Tasik, Sukabumi (Priangan) kecuali Galuh (Ciamis). Kerajaan Sumedang pada masa Prabu Geusan Ulun mengalami kemajuan yang pesat di bidang sosial, budaya, agama, militer dan politik pemerintahan. Setelah wafat pada tahun 1608, putera angkatnya, Pangeran Rangga Gempol Kusumadinata atau Rangga Gempol I, yang dikenal dengan nama Raden Aria Suradiwangsa menggantikan kepemimpinannya.
Pada masa awal pemerintahan Prabu Geusan Ulun, Kerajaan Pajajaran Galuh Pakuan sedang dalam masa kehancurannya karena diserang oleh Kerajaan Banten yang dipimpin Sultan Maulana Yusuf dalam rangka menyebarkan Agama Islam. Oleh karena penyerangan itu Kerajaan Pajajaran hancur. Pada saat-saat kekalahan Kerajaan Pajajaran, Prabu Siliwangi sebelum meninggalkan Keraton beliau mengutus empat prajurit pilihan tangan kanan Prabu Siliwangi untuk pergi ke Kerajaan Sumedang dengan rakyat Pajajaran untuk mencari perlindungan yang disebut Kandaga Lante. Kandaga Lante tersebut menyerahkan mahkota emas simbol kekuasaan Raja Pajajaran, kalung bersusun dua dan tiga, serta perhiasan lainnya seperti benten, siger, tampekan, dan kilat bahu (pusaka tersebut masih tersimpan di Museum Prabu Geusan Ulun si Sumedang). Kandaga Lante yang menyerahkan tersebut empat orang yaitu Sanghyang Hawu atau Embah Jayaperkosa, Batara Dipati Wiradijaya atau Embah Nangganan, Sanghyang Kondanghapa, dan Batara Pancar Buana atau Embah Terong Peot.
Walaupun pada waktu itu tempat penobatan raja direbut oleh pasukan Banten (wadyabala Banten) tetapi mahkota kerajaan terselamatkan. Dengan diberikannya mahkota tersebut kepada Prabu Geusan Ulun, maka dapat dianggap bahwa Kerajaan Pajajaran Galuh Pakuan menjadi bagian Kerajaan Sumedang Larang, sehingga wilayah Kerajaan Sumedang Larang menjadi luas. Batas wilayah baratnya Sungai Cisadane, batas wilayah timurnya Sungai Cipamali (kecuali Cirebon dan Jayakarta), batas sebelah utaranya Laut Jawa, dan batas sebelah selatannya Samudera Hindia.
Secara politik Kerajaan Sumedang Larang didesak oleh tiga musuh: yaitu Kerajaan Banten yang merasa terhina dan tidak menerima dengan pengangkatan Prabu Geusan Ulun sebagai pengganti Prabu Siliwangi; pasukan VOC di Jayakarta yang selalu mengganggu rakyat; dan Kesultanan Cirebon yang ditakutkan bergabung dengan Kesultanan Banten. Pada masa itu Kesultanan Mataram sedang pada masa kejayaannya, banyak kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara yang menyatakan bergabung kepada Mataram. Dengan tujuan politik pula akhirnya Prabu Geusan Ulun menyatakan bergabung dengan Kesultanan Mataram dan beliau pergi ke Demak dengan tujuan untuk mendalami agama Islam dengan diiringi empat prajurit setianya (Kandaga Lante). Setelah dari pesantren di Demak, sebelum pulang ke Sumedang ia mampir ke Cirebon untuk bertemu dengan Panembahan Ratu penguasa Cirebon, dan disambut dengan gembira karena mereka berdua sama-sama keturunan Sunan Gunung Jati.
Dengan sikap dan perilakunya yang sangat baik serta wajahnya yang rupawan, Prabu Geusan Ulun disenangi oleh penduduk di Cirebon. Permaisuri Panembahan Ratu yang bernama Ratu Harisbaya jatuh cinta kepada Prabu Geusan Ulun. Ketika dalam perjalanan pulang ternyata tanpa sepengetahuannya, Ratu Harisbaya ikut dalam rombongan, dam karena Ratu Harisbaya mengancam akan bunuh diri akhirnya dibawa pulang ke Sumedang. Karena kejadian itu, Panembahan Ratu marah besar dan mengirim pasukan untuk merebut kembali Ratu Harisbaya sehingga terjadi perang antara Cirebon dan Sumedang.
Akhirnya Sultan Agung dari Mataram meminta kepada Panembahan Ratu untuk berdamai dan menceraikan Ratu Harisbaya yang aslinya dari Pajang-Demak dan dinikahkan oleh Sultan Agung dengan Panembahan Ratu. Panembahan Ratu bersedia dengan syarat Sumedang menyerahkan wilayah sebelah barat Sungai Cilutung (sekarang Majalengka) untuk menjadi wilayah Cirebon. Karena peperangan itu pula ibukota dipindahkan ke Gunung Rengganis, yang sekarang disebut Dayeuh Luhur.
Prabu Geusan Ulun memiliki tiga orang istri: yang pertama Nyi Mas Cukang Gedeng Waru, putri Sunan Pada; yang kedua Ratu Harisbaya dari Cirebon, dan yang ketiga Nyi Mas Pasarean. Dari ketiga istrinya tersebut ia memiliki lima belas orang anak:
• Pangeran Rangga Gede, yang merupakan cikal bakal bupati Sumedang
• Raden Aria Wiraraja, di Lemahbeureum, Darmawangi
• Kiyai Kadu Rangga Gede
• Kiyai Rangga Patra Kalasa, di Cundukkayu
• Raden Aria Rangga Pati, di Haurkuning
• Raden Ngabehi Watang
• Nyi Mas Demang Cipaku
• Raden Ngabehi Martayuda, di Ciawi
• Rd. Rangga Wiratama, di Cibeureum
• Rd. Rangga Nitinagara, di Pagaden dan Pamanukan
• Nyi Mas Rangga Pamade
• Nyi Mas Dipati Ukur, di Bandung
• Rd. Suridiwangsa, putra Ratu Harisbaya dari Panemabahan Ratu
• Pangeran Tumenggung Tegalkalong
• Rd. Kiyai Demang Cipaku, di Dayeuh Luhur.
• Prabu Geusan Ulun merupakan raja terakhir Kerajaan Sumedang Larang, karena selanjutnya menjadi bagian Mataram dan pangkat raja turun menjadi adipati (bupati).


Tag :
Kerajaan Semedang Larang, Sejarah Sumedang Larang, Sumedang, Sumedang Jawa Barat, Cerita Cadas Penggeran Sumedang, Sejarah Sumedang Asli, Sejarah Kasumedangan, Sumedang kota tahu, sumedang tandang .

Sabtu, 07 Januari 2012

Cara Memasang Translate Bendera



Ingin Punya Widget Translate Bendera seperti disamping ini Sob ?


Oke langsung aja ! jadi gini sobat, widget ini bertujuan untuk menterjemahkan blog kita jikalau ada pengunjung uang masuk ke blog kita namun tidak mengerti dengan bahasa yang kita pakai misalnya ada Bule yang berkunjung ke blog kita. sebagaimana kita tahu "Pengunjung adalah Raja" jadi ita harus berikan sesuatu yangberguna bagi pengunjung itu . langsung aja deh ke topik pembahasannya .


Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah 
1. login sja langsung ke Blogger langsung
2. setelah itu pilih Rancangan atau layout
3. lalu klik Tambah Gadget diposisi yang sobat inginkan
4. lalu copy script dibawah ini 

  • <style> 
    .google_translate img { 
    filter:alpha(opacity=100); 
    -moz-opacity: 1.0; 
    opacity: 1.0; 
    border:0; 

    .google_translate:hover img { 
    filter:alpha(opacity=30); 
    -moz-opacity: 0.30; 
    opacity: 0.30; 
    border:0; 

    .google_translatextra:hover img { 
    filter:alpha(opacity=0.30); 
    -moz-opacity: 0.30; 
    opacity: 0.30; 
    border:0; 

    </style> 
    <div> 
    <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="English" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cen&hl=en'); return false;"><img alt="English" border="0" align="absbottom" title="English" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWHIz5AAOh45NGNbjDr0NNrS4hIFFdhwy3WgXeVTlh1lTCssn4t9OxtJyJN3foORzepziYWyuiNRmrgsJ4s9-vmRyX6BlVdAxV_vumABxYzLdLuKU0B_wGgADIv0f5zvhLvSWrfwh3m6k/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a> 
    <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="French" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cfr&hl=en'); return false;"><img alt="French" border="0" align="absbottom" title="French" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh95jf48nJR4ok4gHplDYcwPEBlg8aCF1JrqoQdKWqcvAXR_8mu01iaLdnSoVinUlheTPDjg_ue8gb_xqlgSAJl10XH_JOMJ1n9zNc48P9WW-L89Kjbsqv5zBsUERzRa-Ma0NfvMJ9H7dU/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a> 
    <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="German" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cde&hl=en'); return false;"><img alt="German" border="0" align="absbottom" title="German" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_igNqaOkPkqoDIqSTjlLoweOBmqBS2VsSKbQFfmfvJS_jTDZ0BEjDMNoYEiIaq4QD3xoEy0ZoXbdNBOvwzuhqtEZJ6EcjyNjDdiN0wEyM_xVV4x1l81j1d2i010fjsKFgz-DjP0zwB7fq/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a> 
    <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Spain" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Ces&hl=en'); return false;"><img alt="Spain" border="0" align="absbottom" title="Spain" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHDs1p231z-vdxLmqh-_l6iZRI3oMQ3PPPOc6MmU0WIyYs7PENnQWYUTWja8VYbZ0wzKzjD2mejfnqpcjFdlJ-nQAufYHT9U97vPWaX901-1HbdREw8Qe9NoWzuy8Tza5PsCaz6ryM6hPF/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a> 
    <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Italian" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cit&hl=en'); return false;"><img alt="Italian" border="0" align="absbottom" title="Italian" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrXz-_1d1aG-Yb-JvmM_oI0nyCsbn9a6EAL7HZWcJAR0bju8f6o1Z0_EpQce9lW5OO0Ufwq41dJdAiHQ9TrEECzyJnCumtewaUmkmZZ9CQkaFHVgThyphenhyphenOMhh1vi60CjomDTiePZjNRbbXc/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a> 
    <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Dutch" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cnl&hl=en'); return false;"><img alt="Dutch" border="0" align="absbottom" title="Dutch" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjejErq1ZU9O03xUuEeWLnx5fHPzwO1ph1L4dE3y40v54EtIFYMNx2yfhv3vTg5_-ZbyTtHGm2rWGtp8G_RDizOMHy9ZeGZ2C7jOx48I1z8ND8djcIei4pt1Gpym5FeACzz0OfLk0_4WIE/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a> 
    <br /><br /> 
    <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Russian" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cru&hl=en'); return false;"><img alt="Russian" border="0" align="absbottom" title="Russian" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3zZog8jMOaLbAPXM16Z6vG95Q7pPXtaTOepD6vy1oYUSkMExdA6FDJnroTxt28I1NmbdXhk5JmNKOfpNP0iB3y8HQP48rRpcPOdOMQQw2XaNClF9MG_fIlobl3DkYkunHVpdeJ_BW1qI/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a> 
    <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Portuguese" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cpt&hl=en'); return false;"><img alt="Portuguese" border="0" align="absbottom" title="Portuguese" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbyQFcCIWHfbOCcvKBvtOqnhkcAhFO1n9aXJ513yhYTOXTCJqt4tA6PLy54xjccbkUjLVqk-bKbAGpkYADWSOCZhuMnxh6daDQAWAbXzZgVXNIWovWmWTC7OxyaP1Kc1RCbm3zY80S1qE/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a> 
    <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Japanese" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cja&hl=en'); return false;"><img alt="Japanese" border="0" align="absbottom" title="Japanese" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghFVh7thYV7h9QlcZp_RecgSlY_e5lNBtYWtjy_5HPVyE5UdypfCcDg4-OL1kIe6IqDK2khISWGy5qRcIxM0SAJQRrAFEAofIJD8b8SEucbWENzctL87mvYvNvq0QzfP2Blo5-cGqSd-sl/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a> 
    <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Korean" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Cko&hl=en'); return false;"><img alt="Korean" border="0" align="absbottom" title="Korean" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUpNbfEaHdjAEHZmnYK1x7ElfjBKi5oj6L4Kl2gn_QK6cGJ3jTseDSgiC7C0d5Go5T4qYII98jgJinhq-AjbB9JdaCGv1mlRBT9b_WPtilIXVUxD9t6q3Xp_1XF4wWFZ7NirKEgpM88XI/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a> 
    <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Arabic" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Car&hl=en'); return false;"><img alt="Arabic" border="0" align="absbottom" title="Arabic" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiwxhnUat-nFvwL7drt16fbhtZjU5ved5zCWWHU1pmCdo4j2Rwe-veLgUasTzM9S5rLHBAMJrLhDHa5Enn1s-tdnjPnbvvQMu70McAEXnLB40qkFxXDWT5QzAmTMXG4ehgrUenIuBbR1A/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a> 
    <a class="google_translate" href="#" target="_blank" rel="nofollow" title="Chinese Simplified" onclick="window.open('http://translate.google.com/translate?u='+encodeURIComponent(location.href)+'&langpair=id%7Czh-CN&hl=en'); return false;"><img alt="Chinese Simplified" border="0" align="absbottom" title="Chinese Simplified" height="32" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQbaHRligCzaEPLrheJWoGJlEj57stWnQL-8GCvDXqTdPpSDg-UlDkuQV25OPvrmKmiIsOXnYL5g8ZPO0KzD52u6fiolQYLeMnsJLVYVctVKNDBKQHwrQVg1krysPpxeeB78zSY4XjNR8/?imgmax=800" style="cursor: pointer;margin-right:10px" width="24"/></a> 
    </div> <div style=”font-size:10px;margin:8px 0px 3px 0px”> by : <a href=http://www.zaenalramdhani.blogspot.com/>BTF</a> 
    </div>
5. Kalau sudah tinggal di save saja dan lihat hasilnya .

Semoga bermanfaat dan jangan lupa komentari :)

Jumat, 06 Januari 2012

Cara membuat "Daftar Isi" di Blog

Sebelumnya saya penasaran dengan cara membuat daftar isi di Blog, lalu setelah saya cari-cari, ternyata membuat Daftar isi Blog itu Sangatlah Gampang Sobat !!!!
Namun Daftar isi ini hanya memuat postingan setelah kita membuat daftar isi otomatis ini, kecuali kalo kita mengupdate post yang lama :)

Dengan trick ini, kita hanya membutuhkan sedikit tempat sobat di halaman blog kita, karena jika pengunjung ingin melihat daftar isi tersebut, maka akan terbuka jendela baru. Sehingga di halaman blog kita cukup dicantumkan dua kata yaitu : Daftar isi, dan bisa kita letakkan di tempat yang kita inginkan. Mudah Bukan :)

Oke daripada Bosen, langsung saja kita ke TKP !

LANGKAH - LANGKAH

1. Log in ke Bloger atau langsung aja praktek dengan saya sobat klik saja disini :)

2. Klik Layout di  menu atau 'Rancangan" kalo sobat pake versi bahasa indonesia

3. Klik Edit HTML di menu sebelah kiri atas

4. Beri Centang pada kotak kecil bertulisan Expand Widget Tempelates
5. Cari kode dibawah ini dengan menggunakan Ctrl F

  • <b:include data='post' name='post'/>

6. Kalo udah ketemu, sobat ganti kode diatas dengan kode dibawah ini.

  • <b:if cond='data:blog.homepageUrl != data:blog.url'><b:if cond='data:blog.pageType != "item"'><a expr:href='data:post.url'><div style="padding:6px 0 6px 5px;border-right:1px solid #ccc;border-bottom:1px solid #ccc;margin-bottom:2px;background:#EAE9E9;color:#406A0E;"><data:post.title/></div></a><b:else/><b:include data='post' name='post'/></b:if><b:else/><b:include data='post' name='post'/></b:if>
Setelah itu sobat harus ikuti langkah langkah berikut ini :



1. Sobat masuk ke account blogger atau klik disini deh biar langsung praktek

2. Pilih menu tata letak / Layout (Atau langsung saja pilih Elemen Halaman di samping 
Edit HTML)

3. Pilih
Tambah Gatged

4. Udah itu pilih aja Html/Javascript kaya biasa sobat memasang widget yang lainnya

5. masukan kode script ini gan ke Html/Javascript yang tadi sobat buka
  • <a href="http://zaenalramdhani.blogspot.com/search?max-results=100" target="_blank"><span style="font-weight:bold;">DAFTAR ISI</span>&raquo;</a>
Keterangan :
zaenalramdhani.blogspot.com  nya Ganti dengan alamat blog sobat semua, nah selain itu terdapat code

results=
100
 ganti dengan jumlah yang sobat pengen, angka 100 itu menunjukkan jumlah judul yang akan di tampilkan bi blog sobat, dan satu lagi jika sobat pengen ganti kata 
DAFTAR ISI Bisa ko tinggal ganti aja dengan kata yang sobat inginkan.



6. Naa udah gitu jangan lupa diSimpan/ Save sobat, kalo engga gak jadi deh, hehe
Bagaimana ? Gampang kan ?
kalo ada apa-apa silahkan komentari dibawah sobat ..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...