Kenangan Yang Tak Terlupakan
“Woy tunggu dong ? gimana sih , aku kan belum siap ???”. kata Asep.
“Ah kamu lama sih , ayo cepetan dong ! kamu kalo kemana – mana pasti lama”. Jawab Tora
Terdengar percakapan diantara keduanya. Ketika itu mereka akan menuju ruang aula kampus . temannya Rani, Irna dan Jordi tengah mempersiapkan acara ospek. Setelah mereka berkumpul acara ospek pun dimulai yang dibuka oleh Pak Andre selaku rektor di kampus.
Pada saat ospek berjalan, banyak hal yang lucu dan menarik yang dilakukan peserta ospek dengan tuntunan para panitia. Mulai dari jalan bebek dari gerbang ke aula, lalu memakai pakaian yang cukup aneh dan wajah yang ekstra menor yang wajib di taati oleh para peserta. Termasuk Asep, Jordi , Tora , Rani dan Irna sebagai panitia yang langsung membimbing mereka. Ospek itu dilakukan 2 hari. Pada hari pertama diadakan di kampus untuk masa orientasi dan 1 hari lagi dulakukan di bumi perkemahan Ci Bubur Jakarta Timur.
Pukul 17.00 tepat saatnya para peserta ospek pun pulang dan para panitia melakukan rapat untuk persiapan ospek selanjutnya di Ci Bubur Jakarta. Ketika rapat selesai, silima sejoli Asep, Jordi , Tora , Rani dan Irna pulang bersama, mereka memang sering pulang bersama karena lokasi rumah mereka cukup berdekatan.
“Damn ! Pintu gerbangnya kekunci lagi ??” kata Tora
“Wahh… ya sudahlah kita lewat pintu samping saja !” jawab Rani
Karena tidak ada pilihan, mereka mengambil jalan samping. Untungnya jalan itu langsung menuju parkiran. Sesaat kemudian mereka sampai di parkiran dan Tora pun mengambil mobil kesayangannya yang terparkir di parkiran sudut belakang sebelah kanan dengan plat nomor B 41 K. ketika itu mereka pun langsung pulang meninggalkan kampus. Ketika di perjalanan, Tora tidak sengaja menabrak soerang kakek.
“Adaaaawwwwww !!!” Teriak keakek itu.
“Waduh apaan tuh ???” kata rani.
“Waduh mati aku,aku nabrak kakek nihh ??” kata Tora dengan ketakutannya.
Karena panik, mereka langsung turun dari mobil dan barmaksud menolong sang kakek. Ketika mereka mencari sang kakek itu, ternyata kakek itu tidak ada. Lalu mereka mencari sampai daerah sekitar karena takut kakek itu terpental jauh. Namun pencarian dilakukan, Irna menemukan selembar kertas yang terselip di bemper bagian blakang mobil. Dan ketika itu juga mereka membacanya.
“ Sori yah kakek udah ngagetin… abis kalian kayak yang ngantuk gitu sih, oh iya saya punya misi untuk kalian. Dan untuk info selanjutnya buka saja my facebook ‘Rodi itu charming / rodi@yahoo.com’ jam 7 malem tepat”.
Mereka bingung dengan isi dan maksud dari surat itu. Dan karena waktu itu tengah menjelang maghrib, mereka pun langsung melanjutkan perjalanan pulang .Pukul tujuh malam pun tiba. Karena mereka penasaran akan surat itu Rani pun menghubungi teman – temannya itu untuk datang kerumahnya. Setelah mereka semuanya berkumpul, mereka pun membuka facebook dan mencari nama dan alamat facebook kakek itu. Ternyata mereka telah berteman dengan kakek itu tanpa sadar. Mereka pun melihat biodata sang kakek itu. Dan ternyata ia bernama Rodi. Dan ia mengirim pesan bahwa ada misi penting mengenai nasib nyawa seseorang yang harus di selamatkan karena ada kawanan perampok yang memburu dia, dan harus di pecahkan oleh mereka. Tetapi karena mereka kebingungan , mereka pun menghiraukannyakembali.
Ospek hari ke 2 pun tiba. Mereka bersiap untuk berangkat ke kampus dan pergi ke Cibubur. Ketika persiapan di kampus telah siap, mereka langsung berangkat ke tempat tujuan . Asep, Jordi , Tora , Rani dan Irna mengambil jalan ke Puncak Bogor karena sambil berefreshing dan melihat indahnya pemandangan alam disana. Waktu shalat asar pun tiba. Mereka baru tiba di Puncak. Dan mereka pun beristirahat di sebuah mesjid sambil menjalankan shalat Ashar. Rani yang sedang berhalangan untuk shalat pun menunggu di pelataran mesjid dengan Tora yang beragama non-muslim, ketika mereka sedang asyik diam dipelataran mesjid, tiba – tiba ada pedagang es kelapa muda melintas yang menggunakan alat serba mewah. Gerobak yang dihiasi oleh lampu yang berwarna – warni itu dilengkapi oleh speaker boom bass yang terpasang rapih dan Ipad yang merupakan penghubung dari speraker itu, Rani dan Tora pun tercengang,
“Eh lihat – lihat itu pedagang kaya sekali, canggiiiiihhhh benerrrrrr ?” kata Rani.
“Iya Ran itu pedagang es kelapa kaya benget, bariu lihat yang seperti itu ? ” jawab Tora
Karena penasaran, mereka pun melihat dan membeli es kelapa muda dari pedagang yang ekstra canggih itu. Asep, Jordi dan Irna pun menghampiri Rani dan Tora yang tengah memakan es kelapa muda. Rani pun menceritakan si pedagang es kelapa itu pada temannya. Ketika mereka mencari pedagang es itu dengan penasarannya, Pedagang es kelapa muda itu, bagai ditelan bumi pedagang itu hilang kemana. Dan hanya ada selembar kertas yang berisi pesan mirip dengan misi kakek Rodi itu. Disitu mereka semakin bingung dan semakin yakin bahwa ada ada sesuatu dibalik semuanya. Namun mereka tetap menghiraukannya.dan melanjutkan perjalanannya.
Ketika diperjalanan,ada pesan yang masuk melalui handphone mereka semua Asep, Jordi , Tora , Rani dan Irna pun langsung melihat HPnya itu. Dan ternyata isi dari pesan itu adalah “Sekali lagi selamatkan nyawa orang itu, alamatnya di Jalan Jagorawi No. 007 Jakarta Timur. Atas nama Bapak Ridho”
“Wah nampaknya kakek itu benar – benar minta tolong nih sama kita ? Gimana kalo kita tolongin bapak Ridho Ridho itu ??” kata Irna saat membaca pesan itu.
“Tapi gimana dengan acara ospek kita ??” jawab Jordi.
“Ah bilang saja kita tersesat apa susahnya sih ??” kata Rani..
“Iya kita coba nolongin dulu si bapak itu, itung – itung kita amal saja”. Sahut Asep
Percakapan itu berlarut hingga sore hari. Ketika itu mereka baru sampai perbatasan Jakarta dan Jawa barat. Mereka pun beristirahat di sebuah warung, sambil memikirkan tentang misi yang diberikan oleh sang lkakek itu.
“temen – temen gimana nih ??” kata Rani.
“ya kita bantu saja . sudahlah jangan takut, kita kan akan membela yang benar !! ” Jawab Irna dengan tenangnya.
Lalu mereka pun langsung melanjutkan perjalanan menuju alamat yang disebutkan oleh si kakek itu. Ketika perjalanan, mereka pun berfikir apakah yang terjadi sebenarnya. Mereka belum mengerti sepenuhnya. Dan akhirnya mereka pun telah sampai di Jalan Jagorawi. Dan karena mereka tidak tahu alamat yang diberikan sang kakek, mereka pun bermaksud menanyakan kepada pedagang sete yang tengah mengkal di dekat mereka.
“Pak beli satenya dong??” tegur irna sambil keluar dari mobil dan langsung menghampiri pedagan sate itu.
“Iya de berapa tusuk de belinya?” sahut pedagang itu.
“Tunggu – tunggu bang kami juga beli dong ?” teriak Asep, Jordi , Tora , dan Rani.
Lalu mereka pun beristirahat karena perjalanan dari Bandung mejuju Jakarta yang lumayan jauh. Ketika mereka memakan sate yang telah dipesan, Jordi bertanya tentang alamat yang diberikan oleh kakek itu.
“Pak sate tahu jalan jagorawi no. 007 tidak pa ?” kata Jordi.
“Apa de jalan Jagorawi no 007, itu kan rumah bapak de ??” Jawab kakek itu.
“Apa ???” Jawab Asep, dan Tora dengan kegetnya.
“Berberberarti bapak ini Pak Ridho dong ??” Tanya Rani dan Irna.
“Iya de. Loh ko tahu sih de, tahu dari mana nama bapak ??” kata Pak Ridho.
“Oh syukur pak kalo betul”. Kata Rani
“Jadi gini pak, maksud kedatangan kami kesini yaitu mau menolong bapak. Katanya nyawa bapak terancam oleh sekelompok perampok yang hendak membunuh bapak ? ” ujar Asep.
“Apa ?? memang siapa yang ngasih tahu kalian, dan kalian dari mana ??” Tanya Bapak Ridho dengan bingungnya.
“Jadi gini pak kami mahasiswa dari ITB Bandung bermaksud untuk menolong bapak. Sebenarnya kami tengah mengadakan acara ospek yang berlangsung di Cibubur. Entah kenapa Bapak Rodi memberi tahu kepada kami bahwa bapak beralamat disini. ” kata Tora.
“Sssi ssiapa – siapa , Rodi ? kaka saya maksudnya ????” Jawab Pak Ridho dengan bingung dan dengan kata yang terbata – bata.
“Iya Bapak Rodi mungkin kakak bapa . masa orang lain tahu betul bapak sih ? gini bapak, jadi kami tuh dikasih tahu ma dia tentang bapak ini.” Kata Irna.
“Apa kalian tidak salah ?” kata pak rodi sambil menundukan kepalanya.
“Tidak pak ,mana mungkin kami salah, kan Pak Rodi sendiri yang memberi tahu kepada kami ?” kara Jordi.
“Memang betul Rodi adalah kaka saya, sodara saya.. Rodi Firdaus itu nama lengkapnya dan saya Ridho Firmansyah. Tapi dia telah meninggal 10 tahun yang lalu ? Babaimana mungkin kalian berkomunikasi dengan dia, sedangkan dia sendiri telah meninggal ??.” kata pak Ridho.
“Apa ? jadi kami telah berkomunikasi dengan seorang yang sudah meninggal ??” Jawab Rani dengan terkejut.
Ketika percakapan tengah berlanjut, ketika itu tiba –tiba ada sekelompk para perampok yang disebutkan kakek itu. Mereka dan Pak Ridho pun berlari meninggalkan barang dagangan dan mobil mereka. Rani dan Irna pun terpisah dari Asep, Jordi , Tora. Lalu Asep, Jordi , Tora dan Pak Ridho, masuk ke dalam rumah pak Ridho yang kebetulan tidak jauh dari lokasi itu. Setelah mereka masuk ke rumah pak rodi, mereka pun langsung menysun strategi untuk menangkap penjahat itu. Asep, Jordi , dan Tora serta Pak Ridho bersiap untuk menjebak para perampok itu dan Rani dan Irna pun telah melaporkan perampok itu ke masyarakat dan polisi.
“Oke disini ada 4 ruangan. Asep, Tora kalian beraksi di ruang tengah. Bapak dan Jordi di ruang belakang!!” Kata pak Ridho.
“Oke pak !!!” kata mereka.
Mereka pun beraksi memerlihatkan kebolehannya. Asep dan tora pun beraksi menggunakan barang - barang di sekitar ruangan itu untuk menjebak para perampok itu agar tidak berdaya. Jordi dan Pak Ridho pun melakukan kerjasama. Ketika perampok masuk, mereka pun menjalankan tugasnya. Namun karena takut, rencana mereka pun hampir saja gagal. Mereka pun berusaha mengulur waktu agar bantuan segera datang. Asep dan Tora pun ditahan oleh para perampok itu. Lalu pak Ridho pun datang dan lansung menyelamatkan mereka.
Jiaaaatttttttttttttttttttttttttttttttttttt dsigggggg dug buskkk brrrrrr !!!!!!!!!!
Perkelahian pun terjadi. Dan ketika perkelahian berlangsung akhirnya bantuan pun datang. Mereka pun diselamatkan oleh warga sekitar yang baru mengetahui ada sekawana perampok disana. Dan karena bahagia, Asep, Jordi , dan Tora mengucapka rasa syukur mereka.
“Allahuakbar !! Terima kasih ya Allah !!” kata Asep dan Jordi dengan bahagianya.
“Ammitaba trims ya tuhan !!” kata Tora.
Ketika mereka tengah bahagia, ada sesosok laki - laki yang menghampiri pak Ridho dan Asep, Jordi , Tora , Rani dan Irna
“Terimakasih kalian telah menyelamatkan nyawa adik saya . semoga jasa kalian diganti lebih banyak!! Selamat Tinggal semuanya !” kata laki – laki itu dan percaya tidak percaya laki – laki itu langsung terbang dan hilang entah kemana.
Asep, Jordi , Tora , Rani dan Irna serta Pak Ridho pun kaget tak bisa mengeluarkan kata – kata sedikit pun yang ternyata itu adalah kakek Rodi yang telah meninggal 10 tahun yang lalu. Pak Ridho pun menangis karena meski kakaknya telah meninggal, ia masih bias melihat kakaknya itu. Disana suasananya pun menjadi haru.
“Terimakasih adik – adik kalian telah membantu bapak mengungkap dan menangkap perampok itu. Bapak ucapkan terimakasih banyak.” Kata bapak Ridho sambil mengeluarkan air matanya.
“Oh iya bapak sama – sama ! kita juga mengucapkan terimaksih banyak kepada bapak yang telah menyelamatkan nyawa kami” kata Asep, Jordi , Tora , Rani dan Irna scara bergantian .
“Yasudah bapak kita pamit pulang dulu, soalnya masalah ini sudah selesai dan kami tidak memiliki urusan lain lagi bapak.” Kata Jordi sambil berpamitan.
“Oh yasudah adik – adik, sekali lagi terimakasih yah atas bantuannya. Hati – hati dijalannya dik !!” kata Pak Ridho.
“Oh iya bapak siiipp… assalamu alaikum !!” kata Asep, Jordi , Rani dan Irna
Dan setelah itu mereka pun langsung berpamitan kepada Bapak Ridho dan warga sekitar untuk pulang ke Bandung. Mereka berfikir bahwa itu seperti mimpi. Kejadian itu pun slallu terkenang dalam benak mereka. Pukul 00.15 tepat mereka pun sampai di rumah masing – masing dan istirahat dengan tenangnya …
**SELESAI **
By Zaenal
Kamis, 24 Maret 2011
Contoh Cerpen Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Comment's:
Posting Komentar